
Tentang Franchise Cotti Coffee
Franchise Cotti Coffee adalah sebuah model bisnis kedai kopi yang dikembangkan oleh Cotti Coffee, brand kopi asal China yang tumbuh sangat cepat (di bawah satu atau dua tahun punya ribuan gerai). Berikut pemahaman lengkapnya:
Dasar Tentang Cotti Coffee
- Didirikan oleh mantan eksekutif Luckin Coffee: Charles Lu dan Jenny Qian.
- Mulai aktif Oktober 2022 di China, kemudian ekspansi internasional ke negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, Indonesia, Kanada.
- Brand positioning: “value-focused” (harga bersaing), gerai yang efisien (takeaway / kecil) dan penggunaan ekosistem digital dalam operasional & pemasaran.

Varian Menu Utama Cotti Coffee
Kategori |
Contoh Menu / Varian |
Classic Coffee / Signature Milk Coffee |
Americano (Medium Roast, Gold Dark Roast) Caffè Latte, Cappuccino, Flat White Caffè Mocha, Chocolate Special varian rasa seperti Aren Macchiato, Vanilla Latte, Sea Salt Caramel Latte, Crema Cotti, Stardust Crema Cotti |
Flavored / Specialty Lattes & Coffee-Tea Blends |
Cloud Mousse Opera Latte, Cloud Mousse Matcha Latte, Coconut / Coco / Blue Coco Lattes, Brown Sugar Oat Latte, Soy Milk Latte, Aren Latte, Toffee Hazelnut Latte Beberapa blend kopi & teh seperti Brown Sugar Oolong Oat Latte, Pampas Blue Jasmine Crema Latte |
Fresh & Fruit Teas / Non-Coffee Beverages |
Iced Shaken Orange Tea, Iced Shaken Grapefruit Tea (Red/White), Mango Pomelo Delight, Iced Shaken White Grapefruit Tea |
Frappé / Ice Blend |
Mocha Frappé, Chocolate Frappé, Matcha Jasmine Frappé, Aren Coco Frappé, Grapefruit Jasmine Frappé, Orange Jasmine Frappé, Chocolate Frappé, Fruit-based Frappé seperti Mango / Grape / Orange |
Tea / Milk Tea Series |
Matcha Latte / Matcha Oat Latte, Oolong Soy Milk Tea, Cotti-tipkan Cinta Milk Tea, Oolong Rice Milk Tea, etc. ( |
Food / Sides / Snack |
Chocolate Milk Bun, Tiramisu Milk Bun, Banana Bread, Chocolate Croissant, Smoked Chicken Sandwich, Sausage Bun, Smoked Beef & Mushroom Cheese Panini, Chocolate Chip Cookies, dll. |
Bundle/Menu Paket |
Favorite COTTI Combo (misalnya pilih 1 food + 1 drink 12 oz dengan harga tertentu) |
Catatan Variasi & Hal yang Perlu Diperhatikan
- Harga dan ketersediaan menu bisa berbeda antar cabang (mall vs non-mall, daerah Jabodetabek vs luar, dll).
- Beberapa menu adalah promo spesial / limited edition (musiman atau regional).
- Ada pilihan non-dairy / alternatif susu seperti oat milk, soy milk, dan campuran susu kelapa.
- Tingkat manis / gula / topping bisa disesuaikan tergantung cabang & permintaan pelanggan, meskipun tidak selalu diinformasikan secara terang.
Kalau kamu mau, aku bisa kumpulkan menu favorit + margin & profit per menu supaya bisa dipakai untuk strategi varian menu di outletmu. Mau aku cari?

Posisioning Bisnis Cotti Coffee Di tengah Marknya Bisnis Coffe Shop
1. Segmentasi Pasar
- Cotti Coffee menempatkan diri di segmen harga terjangkau (sekitar Rp18–30 ribu per gelas di Indonesia).
- Posisi ini menengah ke bawah dibanding Fore Coffee atau Starbucks, tapi tetap lebih “branded” dibanding kopi lokal kecil.
- Target utamanya adalah anak muda, pekerja kantoran, dan konsumen urban yang butuh kopi cepat, murah, dan konsisten.
2. Diferensiasi / Pembeda
- Grab & Go / Takeaway Focus → berbeda dari banyak coffee shop lokal yang mengutamakan tempat nongkrong.
- Digitalisasi penuh → pemesanan lewat aplikasi, promo besar-besaran, mirip strategi awal Luckin Coffee di Tiongkok.
- Model partnership modern → profit sharing, buy-back peralatan, lifetime partnership → relatif lebih ramah ke investor dibanding franchise tradisional.
- Harga kompetitif → menjadi daya tarik besar di pasar yang sangat sensitif harga.
3. Persaingan
- Kompetitor global: Starbucks (premium, lifestyle), Dunkin (snack + kopi).
- Kompetitor lokal: Kopi Kenangan, Janji Jiwa, Fore, Tomoro, Kenangan Heritage.
- Cotti Coffee mencoba mengisi celah antara murahnya brand lokal dan prestige brand global → dengan citra internasional tapi harga tetap terjangkau.
4. Kekuatan di Tengah Tren
- Pertumbuhan cepat → dalam 1 tahun sudah ribuan outlet global → menunjukkan kekuatan supply chain & eksekusi.
- Brand internasional baru → jadi daya tarik untuk konsumen yang suka coba hal baru.
- Efisiensi format gerai → outlet lebih kecil, biaya sewa rendah, cocok untuk ekspansi masif di kota padat.
5. Tantangan
- Pasar kopi Indonesia sudah sangat jenuh → banyak coffee shop lokal dengan harga mirip.
- Selera lokal → konsumen Indonesia suka nongkrong lama di café, sementara konsep Cotti lebih ke “cepat & bawa pulang”.
- Persaingan promosi digital → Kopi Kenangan, Janji Jiwa, dan Tomoro juga main kuat di aplikasi & promo.
- Kebutuhan volume tinggi → margin kecil artinya penjualan harus besar agar untung.
Kesimpulan
Posisi Cotti Coffee ada di:
- Segmen harga terjangkau + citra internasional, menjadi alternatif bagi mereka yang ingin rasa konsisten & brand global tapi tetap murah.
- Fokus efisiensi & teknologi menjadikannya berbeda dari coffee shop “nongkrong” ala Indonesia.
- Tantangan: butuh adaptasi dengan budaya minum kopi lokal dan strategi promosi yang agresif untuk bisa bersaing di tengah padatnya coffee shop di Indonesia.
Mau aku bikinkan juga analisa SWOT khusus Cotti Coffee di Indonesia biar makin jelas kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancamannya?
Baik, mari kita buat Analisa SWOT Franchise Cotti Coffee dalam konteks persaingan coffee shop di Indonesia.
Analisa SWOT Franchise Cotti Coffee
1. Strengths (Kekuatan)
Brand Internasional Baru & Cepat Berkembang
– Cotti berasal dari Tiongkok, didirikan eks-eksekutif Luckin Coffee, dalam 1 tahun tembus ribuan outlet global. Memberi kesan prestisius dan tren baru.
Harga Kompetitif
– Produk minuman di Indonesia mulai dari ±Rp18–30 ribu, lebih murah dari Starbucks, setara Kopi Kenangan/Janji Jiwa, tapi dengan branding global.
Model Partnership Modern
– Tidak hanya fee franchise tradisional → ada sistem profit sharing, lifetime partnership, bahkan buy-back peralatan → risiko mitra lebih rendah.
Format Outlet Efisien (Grab & Go)
– Fokus pada gerai kecil, takeaway, meminimalkan biaya sewa & operasional.
Digitalisasi Operasional
– Pemesanan via aplikasi, promosi online, integrasi supply chain → efisiensi tinggi & menarik generasi muda.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Kurang Cocok untuk Budaya “Nongkrong” Indonesia
– Konsumen Indonesia sering menjadikan coffee shop sebagai tempat hangout, sementara Cotti lebih ke konsep cepat/ambil-bawa.
Brand Awareness Masih Rendah
– Baru masuk Indonesia, belum sekuat Kopi Kenangan, Janji Jiwa, atau Fore.
Ketergantungan pada Volume Penjualan
– Harga murah → margin tipis → butuh traffic tinggi agar untung.
Informasi Franchise Belum Transparan di Indonesia
– Biaya awal, royalti, dan detail operasional belum jelas di pasar lokal, bisa bikin calon investor ragu.
3. Opportunities (Peluang)
Pasar Kopi Indonesia Masih Besar
– Generasi muda konsumtif terhadap kopi & minuman kekinian, pasar terus bertumbuh.
Tren Grab & Go / Delivery Meningkat
– Cocok dengan gaya hidup urban yang cepat, terutama di Jakarta & kota besar.
Ekspansi Cepat dengan Model Outlet Kecil
– Outlet kecil memungkinkan buka banyak titik strategis (kantor, kampus, stasiun, mall).
Brand Global Bisa Jadi Daya Tarik
– Konsumen cenderung penasaran dengan brand internasional baru → strategi FOMO (fear of missing out).
4. Threats (Ancaman)
Persaingan Sangat Ketat
– Ada ratusan brand lokal & internasional: Kopi Kenangan, Janji Jiwa, Fore, Tomoro, Starbucks, Dunkin, dll.
Perubahan Tren Cepat
– Konsumen kopi muda mudah bosan, brand baru harus rajin berinovasi agar tidak cepat ditinggalkan.
Biaya Sewa & SDM Tinggi
– Lokasi strategis di kota besar mahal, gaji barista & operasional terus naik.
Ketidakpastian Regulasi / Izin Waralaba Asing
– Franchise asing kadang menghadapi aturan ketat (pajak, lisensi, impor bahan baku).
Kesimpulan
Franchise Cotti Coffee punya kekuatan di efisiensi, harga terjangkau, dan citra global yang menarik.
Namun, untuk sukses di Indonesia, mereka harus menyesuaikan diri dengan budaya nongkrong, meningkatkan brand awareness, dan memastikan detail kemitraan transparan agar investor tertarik.
Mau aku buatkan juga estimasi modal & proyeksi BEP (balik modal) untuk franchise Cotti Coffee di Indonesia berdasarkan data pasar kopi saat ini?
Model Kemitraan / Franchise / Partnersip-nya
Cotti Coffee tidak persis mengikuti model franchise tradisional besar dengan fee tinggi dan royalti tetap — ada beberapa karakteristik khusus:
Fitur |
Penjelasan |
Kemitraan / partnership |
Cotti lebih memilih bekerja sama dengan mitra (partner) daripada sekadar franchise fee yang tinggi agar risiko dibagi bersama. |
Profit sharing (bagi hasil) |
Alih-alih meminta biaya waralaba tetap di awal atau biaya franchise fee besar, mereka menerapkan sistem bagi hasil. |
Sistem kemitraan seumur hidup (lifetime partnership) |
Ada sistem yang disebut “lifetime partnership” — mitra bisa ‘seumur hidup’ dalam kerja sama, yang artinya kerja sama tidak hanya jangka pendek, dan ada ketentuan terkait apabila mitra ingin keluar. |
Buy-back peralatan dengan depresiasi |
Jika mitra ingin keluar, Cotti menawarkan opsi pembelian kembali (buy-back) untuk peralatan yang telah digunakan, dengan memperhitungkan depresiasi. Jadi modal awal peralatan tidak sepenuhnya hilang. |
Dukungan dari pusat |
Mereka menyediakan dukungan dalam branding, supply chain, operasional, dan platform digital. Jadi bukan hanya “jual waralaba” lalu lepas tangan. |
Posisi & Keunggulan
- Cepat berkembang & jaringan besar — dalam kurang dari satu tahun setelah berdiri, sudah memiliki ribuan gerai (lebih dari 5.000) di banyak negara.
- Harga kompetitif — di Indonesia, minuman dasar mulai dari sekitar Rp 18.000 untuk menarik pasar yang sensitif terhadap harga.
- Format gerai efisien / fokus takeaway — banyak gerainya dengan ukuran kecil dan berfokus pada takeaway daripada full café dengan area nongkrong besar. Ini membantu menekan biaya operasional dan sewa.
- Digital & promosi — penggunaan aplikasi pemesanan, promosi untuk pengguna pertama / lewat aplikasi, sistem digital untuk memudahkan pelanggan & efisiensi operasional.
Kesimpulan
Jadi, Franchise Cotti Coffee sebetulnya lebih tepat disebut kemitraan (partnership) karena mereka menawarkan model di mana:
- Mitra bukan hanya membayar fee franchise biasa, tapi terlibat dalam profit sharing.
- Ada sistem jangka panjang dan opsi keluar yang mempertimbangkan depresiasi peralatan.
- Brand ini menekankan pada efisiensi, harga terjangkau, digitalisasi, dan lokasi strategis ukuran kecil/tengah.
Berikut ini estimasi modal & komponen-biaya untuk membuka franchise / kemitraan Cotti Coffee di Indonesia, berdasarkan data yang tersedia + asumsi lokal. Angka pastinya bisa sangat bervariasi tergantung lokasi, ukuran gerai, dan kondisi sewa.

Estimasi Modal Franchise Cotti Coffee
Berikut ini estimasi modal & komponen-biaya untuk membuka franchise / kemitraan Cotti Coffee di Indonesia, berdasarkan data yang tersedia + asumsi lokal. Angka pastinya bisa sangat bervariasi tergantung lokasi, ukuran gerai, dan kondisi sewa.
Berdasarkan data referensi dan asumsi lokal (kurs, biaya sewa, biaya bahan baku, tenaga kerja, izin, renovasi), berikut estimasi kasar modal yang diperlukan:
Komponen |
Estimasi Biaya (Rp) |
Biaya franchise / kemitraan / license fee awal |
Rp 100 juta ‒ Rp 250 juta |
Renovasi & interior (standar Cotti Coffee, desain & dekorasi, signage) |
Rp 200 juta ‒ Rp 400 juta |
Peralatan & mesin (mesin espresso, grinder, blender, kulkas, freezer, counter, display, sistem POS dll.) |
Rp 150 juta ‒ Rp 350 juta |
Bahan baku awal & inventaris pendukung |
Rp 20 juta ‒ Rp 50 juta |
Gaji karyawan, training & operasional awal (2-4 orang) untuk beberapa bulan |
Rp 30 juta ‒ Rp 80 juta |
Biaya izin usaha, perizinan lokal, listrik, air, air bersih, internet, keamanan, asuransi |
Rp 10 juta ‒ Rp 40 juta |
Sewa awal / deposit sewa tempat (tergantung lokasi – pusat perbelanjaan vs ruko vs booth kecil) |
Rp 100 juta ‒ Rp 400 juta |
Biaya promosi awal / branding lokal / marketing soft launch |
Rp 20 juta ‒ Rp 100 juta |
Cadangan dana tak terduga (~10-20%) |
tergantung total, bisa Rp 50 juta ‒ Rp 150 juta |
Total Estimasi Perlu Disiapkan
Jika dijumlahkan semua komponen di atas, maka estimasi modal total untuk membuka gerai Cotti Coffee di Indonesia kira-kira:
- Untuk gerai kecil / booth / grab-and-go di lokasi sedang → ± Rp 700 juta – Rp 900 juta
- Untuk gerai menengah / toko dengan area duduk & lokasi strategis → ± Rp 900 juta – Rp 1,2 milyar
- Untuk lokasi premium (mall, area pusat kota, luas besar) mungkin bisa di atas Rp 1,2 milyar tergantung sewa & ukuran.
Catatan Penting & Variabel
- Lokasi sangat menentukan: sewa di pusat kota / mall bisa jauh lebih mahal.
- Ukuran gerai & apakah ada area duduk / dine in sangat mempengaruhi renovasi & peralatan.
- Standar desain & bahan bangunan (interior, AC, lantai, plafon) bisa menaikkan biaya signifikan.
- Biaya operasional (gaji, listrik, air, perawatan mesin) bisa tinggi terutama di kota besar.
- Kurs impor peralatan / mesin juga bisa mempengaruhi bila peralatan tidak diproduksi lokal.
- Royalties / share fee / biaya promosi reguler juga perlu diperhitungkan — meskipun biaya awal tinggi, ada biaya rutin yang harus diperhitungkan agar cashflow aman.
Kalau kamu mau, aku bisa bikin simulasi break even point (BEP) untuk Cotti Coffee di Tangerang berdasarkan estimasi modal & asumsi penjualan agar kamu bisa lihat kira-kira seberapa lama modalnya kembali. Mau aku buat?
Asumsi Dasar Perhitungan BEP
Oke, mari kita buat estimasi BEP (Break Even Point) Franchise Cotti Coffee di Indonesia berdasarkan asumsi umum bisnis coffee shop. Angka ini perkiraan, karena data resmi franchise fee & struktur bagi hasil Cotti Coffee di Indonesia masih terbatas.
- Modal Awal Investasi → Rp 900 juta (kisaran rata-rata antara Rp 700 juta – Rp 1,2 Miliar).
- Harga jual rata-rata minuman → Rp 25.000 (kisaran Rp 18.000 – Rp 30.000).
- Jumlah penjualan / hari → 150 – 250 cup (umum untuk brand baru dengan lokasi strategis).
- Hari operasional → 30 hari / bulan.
- Biaya pokok penjualan (COGS) → ±40% dari harga jual (bahan baku, kemasan, dll).
- Biaya operasional bulanan:
- Gaji karyawan (3–4 orang) → Rp 18 – 25 juta
- Sewa lokasi → Rp 20 – 50 juta
- Listrik, air, internet → Rp 5 – 10 juta
- Marketing & lainnya → Rp 5 – 15 juta
- Total Opex bulanan rata-rata → Rp 50 – 100 juta
- Franchise fee/royalty → estimasi 5% (atau sistem bagi hasil, asumsi diambil 5%).
Simulasi BEP
Skenario 1: Penjualan 150 cup/hari
- Omzet harian = 150 × Rp 25.000 = Rp 3,75 juta
- Omzet bulanan = Rp 112,5 juta
- Laba kotor (setelah COGS 40%) = Rp 67,5 juta
- Laba operasional (setelah biaya Rp 70 juta) = rugi ±Rp 2,5 juta
Artinya, butuh volume lebih tinggi agar profit.
Skenario 2: Penjualan 200 cup/hari
- Omzet harian = 200 × Rp 25.000 = Rp 5 juta
- Omzet bulanan = Rp 150 juta
- Laba kotor (setelah COGS 40%) = Rp 90 juta
- Laba operasional (setelah biaya Rp 70 juta) = laba ±Rp 20 juta/bulan
BEP tercapai ± 45 bulan (3,7 tahun).
Skenario 3: Penjualan 250 cup/hari
- Omzet harian = 250 × Rp 25.000 = Rp 6,25 juta
- Omzet bulanan = Rp 187,5 juta
- Laba kotor (setelah COGS 40%) = Rp 112,5 juta
- Laba operasional (setelah biaya Rp 80 juta) = laba ±Rp 32,5 juta/bulan
BEP tercapai ± 28 bulan (2,3 tahun).
Kesimpulan BEP Cotti Coffee
- BEP Franchise Cotti Coffee diperkirakan antara 2 – 4 tahun, tergantung lokasi & traffic harian.
- Agar balik modal lebih cepat (< 2 tahun), penjualan harus > 250 cup/hari atau harga jual / margin lebih tinggi.
- Lokasi strategis (kantor, kampus, mall, stasiun) sangat menentukan volume penjualan.
Mau aku buatkan juga strategi agar penjualan bisa konsisten >250 cup/hari untuk mempercepat BEP Cotti Coffee?
Bagus sekali, mari kita susun strategi agar penjualan Cotti Coffee stabil tinggi (>250 cup/hari) sehingga BEP lebih cepat tercapai.
Strategi Penjualan Bisnis Cotti Coffee
1. Pemilihan Lokasi yang Tepat
- High traffic area → dekat kampus, perkantoran, stasiun KRL/MRT, pusat belanja, coworking space.
- Fokus pada grab & go location (akses cepat, terlihat jelas, parkir mudah).
- Pertimbangkan lokasi dengan dominasi anak muda & pekerja kantoran yang konsumtif.
2. Strategi Produk & Menu
Menu best seller terjangkau → jaga harga populer Rp18k–25k untuk entry level.
Varian seasonal / limited edition → dorong FOMO & repeat purchase.
Bundling & upselling:
- Paket “Buy 2 Get 1”
- Paket minuman + pastry ringan
Sediakan menu non-coffee (tea, chocolate, fruit-based) untuk menarik non-kopi drinker.
3. Marketing & Branding
Digital Marketing Kuat
- Aktif di TikTok & Instagram Reels (konten estetik, tren kopi, behind the scene).
- Gandeng influencer lokal untuk soft opening & promo early stage.
Promo Awal Launching
- Gratis 1 minuman untuk 100 pelanggan pertama.
- Promo Buy 1 Get 1 selama minggu pertama.
Membership / Loyalty Program
- Point system di aplikasi (beli 10 gratis 1).
- Diskon khusus untuk pelanggan tetap.
4. Kolaborasi & Community Engagement
- Kerjasama dengan kampus/kantor → diskon mahasiswa/karyawan.
- Sponsorship event lokal (seminar, konser mini, workshop).
- Kolaborasi dengan brand lain (misalnya makanan ringan lokal atau produk lifestyle).
5. Optimasi Delivery & Online Sales
- Daftar di GoFood, GrabFood, ShopeeFood dengan promo ongkir & bundling.
- Buat exclusive menu khusus delivery → contoh: paket hemat untuk kantor (5 cup).
- Target market pekerja kantoran via jam sibuk (pagi & siang).
6. Operational Excellence
- Speed is key → barista harus bisa sajikan minuman < 2 menit.
- Training barista agar pelayanan ramah & cepat → pengalaman pelanggan jadi faktor utama repeat order.
- Jaga konsistensi rasa & kualitas minuman.
7. Customer Experience & Retention
- Buat suasana outlet clean, modern, dan Instagrammable walau kecil.
- Sediakan QR WiFi gratis untuk mendorong orang nongkrong singkat.
- Tawarkan opsi customize drink (level gula, topping, ukuran).
Target Hasil
Dengan strategi ini, target penjualan realistis:
- Bulan awal: 150–200 cup/hari (boost dengan promo & influencer).
- 3 bulan pertama: 250–300 cup/hari (loyalty program + delivery).
- 6–12 bulan: 300–400 cup/hari (lokasi matang, repeat customers stabil).
Berikut adalah rangkuman syarat & tahapan (prosedur) umum untuk bergabung ke Franchise / Kemitraan Cotti Coffee, berdasarkan sumber publik & standar franchise internasional (termasuk info spesifik Cotti Coffee). Beberapa detail mungkin berbeda di Indonesia, jadi penting untuk konfirmasi langsung dengan Cotti Coffee sendiri.
Syarat Umum Bergabung dengan Franchise / Kemitraan Cotti Coffee
Berdasarkan info dari World Coffee Portal dan sumber lainnya:
- Modal / Investasi Awal
Kandidat mitra harus memiliki modal yang mencukupi untuk investasi awal: renovasi gerai, peralatan, izin, bahan baku awal, biaya operasional sampai outlet mulai berjalan. - Lokasi Strategis
Lokasi gerai harus memenuhi kriteria: area dengan lalu lintas tinggi (kantor, mall, kampus, transportasi publik, area perkotaan), mudah diakses, terlihat, dan sesuai standar brand Cotti. - Komitmen terhadap Standar Brand
- Konsistensi kualitas produk (rasa, bahan baku).
- Penampilan & desain interior sesuai brand (branding, signage).
- Pelayanan pelanggan sesuai standar yang ditetapkan.
- Kemampuan Manajerial / Operasional
Mitra harus bisa mengelola operasional toko sehari-hari, mengatur stok & supply, keuangan, tim kerja. Jika calon mitra bukan pelaku operasional langsung, harus ada tim atau manager yang kompeten. Mengikuti Pelatihan Resmi
Sebelum membuka outlet, mitra dan tim operasional harus mengikuti pelatihan dari pusat: cara pembuatan minuman, penggunaan mesin / peralatan, standar layanan, kebersihan, manajemen gerai. - Perjanjian Kerjasama / Kontrak
Ada kontrak kerjasama yang menetapkan hak & kewajiban: lama kontrak (periode eksklusivitas atau sejenisnya), royalty atau profit sharing, biaya promosi, pengaturan buy-back peralatan jika mitra ingin keluar, serta persyaratan lain. - Persiapan Izin Legal & Administratif
Meliputi izin usaha, perizinan lokal (reklame / signage, lingkungan, kesehatan), pendaftaran pajak, dan aspek legal lainnya sesuai regulasi daerah. Umumnya mitra harus mengurus ini atau pihak pusat memberikan panduan.
Tahapan / Proses Bergabung
Berikut alur langkah-demi-langkah yang biasanya dilalui calon mitra franchise / kemitraan dengan Cotti Coffee:
Tahapan |
Deskripsi |
1. Riset & Penjajakan Awal |
Calon mitra mengumpulkan informasi: modal yang dibutuhkan, layout gerai, estimasi omzet, BEP, persaingan lokal, peraturan setempat. |
2. Kontak & Pengajuan Proposal |
Hubungi pihak Cotti Coffee melalui kanal resmi (website, email, ‘Partner with Us’) untuk menyatakan minat. Kirim proposal atau formulir aplikasi ‒ mencantumkan data finansial, lokasi yang diusulkan, pengalaman usaha (jika ada). |
3. Survei Lokasi & Verifikasi Lokasi |
Pihak pusat akan meninjau lokasi yang diusulkan: akses, visibility, lalu lintas, demografi, sewa. Untuk memastikan lokasi memenuhi standar. |
4. Negosiasi Ketentuan Kerjasama |
Negosiasi/membahas aspek finansial: besaran investasi awal, profit sharing atau royalty, biaya promosi, eksklusivitas wilayah (jika ada), buy-back peralatan, durasi kontrak. |
5. Penandatanganan Kontrak / Perjanjian Kemitraan |
Setelah semua pihak setuju, ditandatangani perjanjian resmi. Dokumen ini mengatur semua hak & kewajiban, keuangan, operasional, serta solusi bila mitra keluar (exit strategy). |
6. Pelatihan & Persiapan Gerai |
Pelatihan produk, layanan, penggunaan peralatan, sistem digital, kebersihan, standar brand. Persiapan interior, dekorasi, signage, peralatan, layout sesuai standar. |
7. Soft Opening & Launching |
Uji coba awal, evaluasi operasional, promosi pembukaan, kemungkinan promosi awal untuk menarik pelanggan. |
8. Operasional Berkelanjutan & Monitoring |
Gerai mulai berjalan secara penuh. Mitra harus melaporkan performa (omzet, biaya), menjalankan standar operasional, mengikuti audit / kontrol kualitas dari pusat, berpartisipasi dalam program marketing. |
Catatan Penting
- Model Cotti Coffee memakai profit sharing (bagi hasil) alih-alih biaya waralaba tradisional di banyak kasus.
- Ada opsi lifetime partnership dan buy-back peralatan dengan depresiasi jika mitra memutuskan keluar. Itu bagian dari mitigasi risiko bagi mitra.
- Semua syarat & tahapan bisa berbeda tergantung pada pasar lokal (misalnya Indonesia) karena regulasi, biaya sewa, preferensi konsumen, dan biaya operasional lokal.
Dukungan yang Diberikan Cotti Coffee untuk Partner/Mitra
Berdasarkan sumber yang tersedia, dukungan-Cotti dalam kemitraan meliputi:
Jenis Dukungan |
Penjelasan |
Modus Kemitraan / Profit Sharing |
Cotti menawarkan model kerja sama dengan profit sharing daripada franchise fee tradisional awal atau lisensi mahal, sehingga risiko mitra lebih rendah. |
Lifetime Partnership & Opsi Buy-Back Peralatan |
Mitra memiliki opsi kerjasama jangka panjang (“lifetime partnership”). Jika mitra memutuskan keluar, ada opsi pembelian kembali (buy-back) peralatan yang sudah dipakai, dengan memperhitungkan depresiasi. |
Model Single-Store dan Kemitraan Regional |
Ada fleksibilitas dalam skala kemitraan: bisa buka satu toko, atau menjadi partner regional yang menangani beberapa lokasi. Untuk partner regional biasanya ada beberapa benefit tambahan. |
Dukungan Branding & Standar Brand |
Cotti menyediakan dukungan dalam hal branding (standar visual, identitas brand), desain interior, signage, dan memastikan bahwa brand experience konsisten di semua toko. |
Supply Chain & Bahan Baku |
|
• Ada fasilitas roasting kopi sendiri, fasilitas produksi bahan pendukung. |
|
• Rantai pasokan yang kuat (stabilitas harga & pasokan bahan baku) sehingga mitra tidak harus kesulitan mencari supplier sendiri. |
|
Operasional & Sistem Digital |
|
• Sistem otomatis / digitalisasi dalam operasional seperti Quality Control (QC) otomatis. |
|
• Platform digital untuk pemesanan, sistem pembayaran canggih, dan pemantauan performa toko. |
|
Financial Support / Insentif Awal |
|
• Ada “basic financial support” dan dukungan operasional awal (untuk membuka cabang) oleh perusahaan agar partner bisa mulai dengan risiko lebih kecil. |
|
• Di beberapa laporan, franchise fees awal diabaikan (franchise-related fees forgo) dalam beberapa kasus, sehingga partner tidak terbebani biaya waralaba awal yang besar. |
|
Eksklusivitas & Insentif untuk Partner Regional |
Jika seseorang menjadi partner regional, biasanya mendapat keistimewaan seperti eksklusivitas wilayah (territory), model store insentif, dan pembagian pendapatan dari ekspansi di wilayah tersebut. |
Catatan / Hal yang Mungkin Tidak Selalu Ada di Semua Lokasi
- Semua dukungan di atas mungkin tidak seragam di setiap negara / cabang / mitra; bisa tergantung pada kesepakatan lokal, regulasi, biaya lokal, dan kapasitas pusat Cotti di negara tersebut.
- Beberapa dukungan seperti “financial support” atau “forgo franchise fee” mungkin berlaku hanya di tahap awal ekspansi internasional atau di wilayah tertentu.
- Dukungan operasional & sistem digital mungkin memerlukan adaptasi lokal (termasuk bahasa, metode pembayaran, regulasi).